285 Siswa SMP Tidak Lulus UNAS

285 Siswa SMP di Kabupaten Kediri Tidak Lulus UNAS

KEDIRI-RADAR – Akibat tanpa keterangan jelas dan tidak mengikuti UNAS, sedikitnya 285 siswa SMP di Kabupaten Kediri, dipastikan tidak lulus sekolah.
Keterangan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Kardiyono, Selasa (24/4).
Menurut Kardiyono dari 19.041 siswa kelas III SMP dan MTs baik negeri maupun swasta yang absen pada hari pertama Unas sebanyak 285 orang. “Dari jumlah yang absen ini, hanya empat yang memberikan keterangan. Sedang 285 lainnya tanpa keterangan, sehingga mereka ini dipastikan tidak lulus,” ujarnya.
Menurut dia, 285 siswa itu mengundurkan diri (Drop Out/DO) dengan berbagai macam alasan, mulai dari bekerja, menikah, hingga tidak mampu melanjutkan sekolah, karena masalah ekonomi.
Dari 285 siswa yang DO sebelum pelaksanaan Unas, terbanyak berasal dari SMP Negeri 1 Mojo mencapai 58 orang dan SMP Negeri 1 Kandangan sebanyak 50 orang.
Para siswa kedua SMP itu tidak bisa melanjutkan sekolah, lantaran kesulitan transportasi dari rumah menuju sekolahan. Tempat tinggal siswa kedua SMP itu, berada di kawasan perbukitan yang seringkali dilanda bencana tanah longsor yang menyebabkan jalur transportasi lumpuh.Secara umum, pelaksanaan Unas di Kabupaten Kediri berlangsung aman dan lancar dengan pengawasan intensif dari Tim Pemantau Independen. (aro)

Indahnya Kebersamaan

FKPUB Gelar Nikah Massal Antar Umat Beragama
*25 Pasangan Dinikahkan Massal

KEDIRI- Sedikitnya 25 pasangan pengantin dari berbagai agama dinikahkan secara massal di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri, Selasa (24/4). Acara ini dipelopori oleh Forum Komunikasi Perempuan Antar Umat Beragama (FKPUB) Kota Kediri.
Dari 25 pasangan yang dinikahkan secara massal tersebut 18 pasangan dari agama Islam, dua pasang dari agama Kristen, tiga pasang dari Katolik, dan masing-masing satu pasang pengantin dari agama Hindu dan Budha
Dari 25 pasangan pengantin tersebut yang paling tua usianya adalah Suparto (77) dan Poniyem (76) keduanya warga Semampir Gang Makam Kota Kediri.
Poniyem janda anak tiga ini mengaku mau dikahi Suparto yang masih lajang dan pekerjaan sehari-hari sebagai pengemis ini karena cinta dan memperhatikan dirinya,” Mas Parto sangat memperhatikan saya jadi saya mau dinikahi, habis cinta sih,”kata Poniyem sedikit mbanyol.
Dra Hj Sunfatayati Ketua Panitia mengaku diadakanya acara ini juga dalam rangka menyambut hari jadi Kota Kediri ke 1128 yang jatuh pada 27 Juli mendatang. (aro)

Walikota Minta PSSI Iwan Bisa Rangkap Jabatan

Ketua Umum Persik Minta PSSI Beri Kelonggaran Buat Iwan

KEDIRI-RADAR- Masuknya Iwan Budianto yang juga manager Persik Kediri dalam jajaran anggota Excekutive Committee (Exco) PSSI membuat Ketua Umum Persik HA Maschut sedikit protes.
Pasalnya Iwan saat ini masih memegang Persik dan untuk menjadi anggota Exco tidak boleh rangkap jabatan. Menurut Maschut dirinya selaku Ketua Umum Persik meminta pengurus PSSI memberikan kelonggaran kepada Manajer Persik Iwan Budianto, untuk tetap bisa menangani tim sepakbola milik Pemkot Kediri, , kendati namanya masuk dalam jajaran anggota Excecutive Committee (Exco) PSSI.”Seharusnya, PSSI bisa memberikan kelonggaran kepada Iwan, karena tidak setiap hari harus berada di Jakarta,” ujarnya Selasa, (24/4).
Menurut Maschut yang juga Walikota Kediri itu , Iwan Budianto sampai saat ini tenaganya masih dibutuhkan oleh tim yang didanai APBD Kota Kediri hingga Rp15 miliar selama musim kompetisi 2007 ini.
“Dan rasanya sangat tidak mungkin, kami mencari pengganti manajer Persik lagi,” katanya saat ditanya mengenai kemungkinan mendepak menantunya sendiri itu dari jabatannya sebagai Manajer Persik sejak 2001.
Terlepas dari hubungan keluarga, Maschut mengakui, sejak diberi jabatan sebagai manajer, Persik tercatat satu kali juara Divisi I dan dua kali juara Divisi Utama, serta beberapa turnamen lainnya, baik tingkat lokal maupun nasional.
Dalam Munaslub PSSI di Makassar, Sulsel baru-baru ini, nama Iwan Budianto berada di posisi keenam dengan mengantongi 36 suara. Bahkan posisinya di atas Ketua Badan Liga Indonesia (BLI) Andi Darussalam dan Ketua Pengprov PSSI Jatim, Haruna Sumitro.
Namun demikian, saat ditemui sebelum bertolak ke Australia untuk mendampingi timnya berhadapan dengan Sydney FC di ajang Liga Champions Asia 2007, Iwan Budianto menyatakan, belum menentukan sikap atas pilihan peserta Munaslub PSSI.
“Kalau memang persyaratannya harus tinggal di Jakarta dan harus melepas posisi Manajer Persik, tentu saya akan menolak masuk anggota Exco,” ujar Iwan Budianto di Kediri, Minggu (22/4).
Sistem Exco merupakan penyempurnaan Pedoman Dasar PSSI untuk menyesuaikan Statu FIFA. Di FIFA, Exco merupakan suatu badan dibawah Presiden FIFA.
Tugas Exco membantu Presiden FIFA dalam merumuskan atau membuat kebijakan-kebijakan. Dalam satu tahun Exco FIFA ini bersidang tiga atau empat kali.
Sementara untuk mengadopsi sistem Exco ini, PSSI mempersyaratkan anggota Exco PSSI nantinya harus tinggal di wilayah Jabodetabek untuk mempermudah koordinasi. (aro)

Ganjais Diamankan

Pengedar 0,5 Kg Ganja Diringkus
*Salah Satu Pelakunya Penyanyi Café

KEDIRI-RADAR– Pasca banyaknya korban over dosis di Kota Kediri. Sat Reskoba Polresta Kediri giat melakukan operasi. Salah satunya aksi yang terakhir penangkapan terhadap tiga orang pengedar ganja kering seberat 0,5 kg dan seorang gadis pemakai yang juga penyanyi tempat hiburan malam di Kota Kediri, diringkus Satnarkoba Polresta Kediri, Selasa (24/4).
Ketiga bandar tersebut masing-masing, Sigit Nugroho (24) warga Jl Letjen Suparpto Kecamatan Kota Kediri, Gideon Tomi Purnama alias Tomi (23) warga Jl Imam Bonjol Ngadiredjo Kota Kediri dan Leonard Safril Hari Sulistianto alias Anton (23) warga Jl Diponegoro Kelurahan Semampir.
Sedangkan penyanyi yang ditangkap ketika pesta ganja, Irani Pritama alias Rara (20) warga Jl Jaksa Agung Suprapto Kecamatan Mojoroto. Disampaikan KBO Satnarkoba Polresta Kediri, Iptu MS Yusuf penangkapan ini berawal informasi dari masyarakat kalau kos-kosan di Jl Imam Bonjol yang dihuni tersangka Tomi, sering dijadikan tempat pesta ganja.
“Setelah kita selidiki, ternyata benar dan pada Sabtu(21/4) lalu kita lakukan penggerebekan,” ujar Yusuf, Selasa(24/4).
Polisi berhasil meringkus tiga tersangka yakni, Sigit, Tomi dan Rara sedang asyik mengisap ganja, di kamar kos-kosan Tomi. Termasuk barang bukti berupa ganja yang tercecer sebesar 2,5 gram, serta 5,2 gram ganja yang disimpan di bawah kasur oleh Tomi.
“Selanjutnya penyidikan kami kembangkan, Sigit mengaku telah menjual 0,5 kg ganja kering yaitu seperempat kilogramg kepada Tomi dan seperempat kilogram pada tersangka Anton,” papar Yusuf.
Polisi selanjutnya memburu tersangka Anton, yang berhasil ditangkap di rumahnya berikut barang bukti ganja kering seberat 3,7 gram. Sisa dari seperempat kilogram ganja, yang dijualnya di wilayah Kota Kediri.
“Ketiga tersangka Sigit, Tomi dan Anton kita jerat sebagai pengedar, sedangkan Rara sebagai pemakai,” tandasnya. Rara ketika diperiksa mengaku baru sebulan mulai mengkonsumsi ganja, dengan alasan awalnya coba-coba kemudian ketagihan ungkap gadis yang sering nyanyi di beberapa café dan tempat hiburan malam di Kota Kediri ini. (aro)