Lagi Warga Kota Kediri Terinfeksi AIDS

Satu Lagi Warga Kota Kediri Terinfeksi HIV/AIDS

KEDIRI-RADAR- Daftar orang dengan dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Kediri kian hari bukan malah berkurang namun terus bertambah. Sebagai buktinya kembali ditemukan penderita Acquired Immune Dificiency Syndrome (AIDS) atas nama ” B” (inisial,red) warga Perum BTN Rejomulyo Kota Kediri, Minggu (22/4)
Keterangan yang diperoleh RADAR Surabaya, B menderita AIDS sudah lumayan parah. Seperti ciri-ciri penderita AIDS tubuh B sudah habis tinggal kulit dan tulang, bahkan kedua kakinya juga sulit digerakkan akibat sistem kekebalannya menurun akibat diserang virus HIV. Beruntung kini B telah mendapat pengawasan dari salah satu LSM yang peduli dengan HIV/AIDS di Kota Kediri dan juga Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Menurut keterangan teman dekat B kepada RADAR Surabaya, B dikenal sebagai pengguna narkoba dengan media jarum suntik,” Yang saya tahu dia sangat gila dengan narkoba terutama dengan menggunakan jarum suntik. Meski sama-sama pengguna narkoba namun saya lebih memilih yang aman yakni dengan menenggak ekstasi atau kalau tidak lagi tidak punya uang lexotan juga oke,” kata sumber RADAR Surabaya yang namannya tidak mau dikorankan dan mengaku sedang berusaha bertaubat atas perbuatannya yang menurutnya merugikan itu.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Gatot Widiantoro menjelaskan bahwa B sudah dalam pantuan LSM peduli HIV/AIDS rekanan dinas kesehatan.
” Dia memang ODHA dan kini dalam pengawasan LSM peduli AIDS dan juga dinas kesehatan. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dia terinfeksi akibat menggunakan jarum suntik secara bergantian dengan temannya,” kata Gatot.
Sementara itu disoal berapa jumlah total penderita HIV/AIDS di Kota Kediri dr Gatot menyatakan jumlahnya mencapai puluhan orang,” Detail saya tidak tahu tapi ada puluhan orang, karena saya tidak memegang dan tidak hafal,” ujar Gatot. (aro)

Polisi Terus Buru Pelaku Pengrusakan Pos Lalu Lintas

Polisi Terus Buru Pelaku Pengrusakan Tiga Pos Lantas

KEDIRI-RADAR- Setelah dua hari lalu tiga pos polisi di wilayah hukum Polresta Kediri menjadi sasaran orang iseng yang nekat merusak kaca pos lalu lintas dengan menggunakan batu.Akhirnya seluruh anggota Polresta Kediri atas perintah Kapolresta AKBP Putu Jayan DP melakukan razia hingga Minggu dini hari (22/4) sekitar pukul 03 di perbatasan Kota Kediri.
Beberapa perbatasan masuk Kota yang mendapat pengawasan tersebut antara lain perbatasan Manisrenggo Kota Kediri -Ngadiluwih Kabupaten Kediri, Blabak Kota Kediri-Blabak Kabupaten Kediri, Ngadredjo Kota Kediri- Katang Kabupaten Kediri dan perbatasan Semampir Kota Kediri dengan Jongbiru Kabupaten Kediri.
” Memang benar setelah kejadian kemarin kita terus melakukan razia di setiap arah menuju Kota Kediri hingga dini hari. Upaya ini kita lakukan untuk mengantisipasi kejadian kemarin terulang lagi,” kata AKP Isbari Kasat Reskrim Polresta Kediri pada RADAR Surabaya, Minggu (22/4).
Ditambahkan Isbari, pihaknya hingga kini belum mengetahui apa sebenarnya motif pengrusakan tiga pos polisi oleh empat yang naik motor RX King dan Honda GL Max pada Jumat dini hari (19/4) lalu
” Antara kita dengan TNI AD juga tidak ada masalah, Kasatlantas berdasarkan keterangan anak buahnya juga tidak ada masalah. Sehingga hingga kini kita masih terus menyelidiki apa sebenarnya masalahnya. Sebab kita hanya mendapatkan info saksi kalau pelakunya empat orang berambut cepak” kata Isbari.
Isbari juga membantah jika ada dugaan pelaku pengrusakan adalah anak buah Hari Baung (HB) bos togel yang ditangkap oleh Sat Resktim karena terlibat kasus 303,” Apa buktinya kalau dia terlibat, kami malah tidak berfikir tentang itu,” tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya pada Jumat dini hari (19/4) empat orang yang naik dua motor merusak tiga pos polisi yakni pos 912 yang berada di pojok Jl Panglima Sudirman depan alun alun Kota Kediri, Pos 96 di perempatan Ringinsirah timur Pasaraya Sri Ratu dan pos 91 di selatan Kantor Pos Besar Kota Kediri. (aro)

11 Rumah di Trenggalek Tertimbun Bukit

11 Rumah di Trenggalek Tertimbun Longsoran Bukit
* Ancam 57 Rumah Lainnya

TRENGGALEK-RADAR Setelah banjir dan tanah longsor melumpuhkan Trenggalek April 2006 lalu, kali ini bencana serupa menerjang Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Sedikitnya 11 rumah hancur akibat tertimbun tanah liat dari longsoran Bukit Tumpak Dulu, sementara saat ini 57 rumah dihuni 210 jiwa terancam longsor susulan.
Meski menghancurkan rumah warga, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun kerugian diperkirakan mencapai Rp100 juta. Akibat lainnya, sebanyak 210 jiwa yang bermukim di kaki bukit Tumpak Dulu dalam ketakutan akan longsor susulan. Untuk menghindari longsor susulan, warga memilih mengungsi ke atas bukit.
“Longsor terbesar hingga mengakibatkan 11 rumah tertimbun terjadi mulai Kamis (19/4) sekitar pukul 16.30 . Semula warga tidak ketakutan, tetapi ketika hujan turun semakin deras dan menghancurkan rumah warga, warga baru melaporkan kejadian itu ke kantor desa,” kata Kepala Desa Depok, Sugeng Asmara pada wartawan, Minggu (22/4).
Menurut Pujiran, warga setempat, longsor berawal dari hujan deras yang mengguyur Dusun Banaran, Kamis (19/4) sekitar pukul 15.00 . Saat itu, awan gelap menggelayut di atas langit. Warga yang kuatir akan terjadi longsor sebagian ada yang berkumpul di Musola. Sebagian lagi ada yang masih berada di dalam rumah. Sekitar pukul 16.30 terdengar suara gemuruh dari atas bukit.
Suara itu, semakin lama semakin mendekat hingga menimpa rumah Sutrisno. Beruntung Sutrisno dan istrinya yang sedang mengandung tua, berhasil menyelamatkan diri.”Karena sudah gelap kami hanya membantu menyelamatkan harta yang tertinggal. Keesokan harinya setelah dicek ada 11 rumah yang terkena longsor,” ungkapnya
Pantauan di lapangan, kondisi geografis Dusun Banaran sangat memungkikan terjadi tanah longsor. Dusun yang terbagi dalam dua rukun tetangga tersebut, berada pada lembah yang terletak di pertemuan dua bukit.
Mayoritas penghuninya adalah petani dan peternak sapi perah. Kondisi itu diperparah dengan gundulnya hutan yang menambah potensi bencana. Dari 11 rumah yang tertimbun tanah longsor, rata-rata berdiri membelakangi tebing bukit.
Sebagian penghuni ada yang masih menetap di dalam rumah karena longsoran hanya menimbun bagian belakang rumah. Sedangkan empat rumah yang ditinggal penghuninya disebabkan dalam kondisi sudah hancur.
Keempat rumah tersebut milik, masing-masing milik Slamet warga RT 24 RW 2, Sutrisno, Parjono, dan Yatiman. Tiga nama terakhir merupakan warga RT 25 RW 2. Rumah Sutrisno yang tertimbun tanah hampir 90 persen, berada persis di depan lereng bukit. Hal yang sama juga terjadi pada 10 rumah lainnya.
“Setelah longsor yang menimpa rumah Sutrisno, kami dicekam rasa takut. Sejak kemarin lusa, setiap malam kami tidak bisa tidur mengantisipasi apabila ada longsor susulan. Apalagi di lereng bukit tanahnya sudah retak-retak,” ungkap Samirin, Ketua RT 25 saat ditemui wartawan di rumah milik Parjan yang dijadikan lokasi pengungsian warga.
Samirin menjelaskan, setelah longsor menimpa 4 rumah dan mengancam puluhan rumah lainnya, warga sepakat meminta bantuan kepada pemerintah. Ini disebabkan, beberapa warga mulai terlihat sakit-sakitan. Padahal sebelum longsor terjadi, para warga ini dalam kondisi sehat. “Akhirnya kejadian itu, dilaporkan pada Sabtu malam. Dan kami bersyukur pemerintah langsung membuatkan lokasi pengungsian di atas bukit Tumpak Dulu,” imbuhnya.
Atas kejadian bencana alam tersebut Pemkab Trenggalek Minggu (22/4) sudah mengirim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satlak PBM) dan beberapa tim medis. Bahkan Bupati Soeharto memimpin langsung, pembangunan dua tenda komando di atas bukit Tumpak Dulu.
Tenda berkapasitas 60 orang itu, diharapkan mampu menjadi pelindung sementara bagi warga Dusun Banaran. Sementara bagi rumahnya yang tertimpa tanah, akan diberi bantuan berupa dana maupun material,” Yang penting mereka ditampung dulu, masalah selanjutnya nanti kita atur,”kata Soeharto (aro)