Dua DPD PKS Tolak Kedatangan Israel

DPD PKS Kota dan Kabupaten Kediri Tolak Delegasi Israel di IPU

KEDIRI- Sedikitnya 120 massa kader Partai Keadilan Sejahtera dari DPD Kota dan Kabupaten Kediri Kamis (26/4) melakukan aksi di jalan dan membagikan selebaran penolakan mulai dari Stadion Brawijaya hingga ke gedung DPRD Kota Kediri. Aksi tersebut terkait penolakan kedatangan delegasi Israel dalam Sidang Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali 29 April hingga 4 Mei mendatang.

Menurut M Jauhar Arif Korlap Aksi penolakan delegasi Israel tersebut dikarenakan Israel telah menangkapi 24 parlemen Palestina dan menangkap ketua parlemen Palestina,” Selain itu yang paling kami benci Israel juga telah melakukan pelanggaran HAM berat, makanya dia tidak pantas masuk Indonesia,” kata Jauhar kepada RADAR Surabaya. (aro)

Seleksi Paskibraka Kesruh Hanya Soal Jilbab

Seleksi Aggota Paskibraka Kediri Kesruh
*Akibat Ada Pelarangan Memakai Jilbab

KEDIRI-RADAR Seleksi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Kota Kediri, Kamis (26/4) diwarnai kekisruhan larangan memakai jilbab bagi peserta putri.
Kekisruhan itu berawal dari surat resmi yang dilayangkan Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Kediri Abu Aman kepada Panitia Pelaksana Seleksi Paskibraka Kota Kediri.
Dalam surat tersebut Abu Aman menyatakan, akan meminta para siswinya untuk mengundurkan diri dari Paskibraka jika harus melepas jilbab dan mengenakan span pendek.
“Kami akan meminta siswi kami mengundurkan diri kalau nantinya diharuskan melepas jilbab dan mengenakan rok span pendek karena hal ini melanggar norma-norma agama,” dalam surat yang tembusannya ditujukan kepada Walikota Kediri itu.
Kemudian ketika peserta seleksi sedang beristirahat, tiga siswi kelas II MAN 3 Kediri, yakni Angga Atma Proboningrum, Liana Ismail, dan Sabrina Amalia, mendatangi Ketua Panitia Pelaksana Seleksi Paskibraka Kota Kediri Suwito.”Kami-kami memiliki motivasi untuk bisa lolos dalam seleksi ini, tapi kami berat kalau harus melepaskan jilbab dan mengenakan span,” kata Angga.
Menurut ketiga siswi itu, jilbab dan pakaian yang menutup aurat adalah masalah prinsip yang tidak bisa ditoleransi dengan dalih apapun.
Menanggapi hal itu, Ketua Panitia Pelaksana Seleksi Paskibraka Kota Kediri Suwito mengatakan, kewajiban melepas jilbab dan mengenakan span hanya berlaku pada saat Upacara 17 Agustus yang berlangsung tak lebih dari dua jam.
“Ini sudah menjadi ketentuan pemerintah pusat, rasanya tidak mungkin kami mengubah ketentuan ini sebelum ada ketentuan baru lagi,” ujarnya.
“Oleh sebab itu, silakan kalian jalani dulu seleksi ini sampai ada pengumuman berikutnya siapa nama-nama yang lolos sebagai anggota Paskibraka,” kata Suwito kepada ketiga siswi berjilbab itu.
Kalau ternyata, lanjut dia, nantinya ada siswi yang berjilbab lolos dalam seleksi tersebut, pihaknya berjanji akan mencarikan jalan keluar, termasuk melalui konsultasi dan koordinasi dengan Walikota Kediri HA Maschut dan Departemen Agama.
Seleksi yang berlangsung pada 25-26 April ini diikuti 173 siswa dan siswi setingkat SMA di Kota Kediri baik swasta maupun negeri.Dari jumlah itu, panitia seleksi hanya akan menerima 74 siswa, termasuk empat diantaranya untuk diikutkan seleksi Paskibraka tingkat Provinsi Jawa Timur di Surabaya dan tingkat nasional di Jakarta pada bulan Mei mendatang.
Seleksi Paskibraka yang dipusatkan di GNI Kota Kediri itu bermaterikan tes tulis, wawancara, dan tes baris-berbaris dengan penilaian kecakapan dalam menjalankan perintah.
Peserta tes diharuskan memiliki tinggi badan 165-175 sentimeter (putra) dan 160-170 sentimeter (putri). Masing-masing sekolah mengirimkan lima sampai delapan siswa/siswi. (aro)

Akhirnya Korban AIDS Kediri Meninggal

Akhirnya Warga Kediri Tewas Akibat AIDS

KEDIRI-RADAR- “B” warga Perum BTN Rejomulyo yang juga penderita AIDS akhirnya pada Kamis (26/4) meninggal dunia saat akan dibawa ke RSUD Dr Sutomo Surabaya. Korban yang meninggal seorang istri dan anak perempuan yang masih balita.
Rencanannya jenazah korban akan dimakamkan pada Jumat (27/4) di pemakaman setempat. Keterangan meninggalnya “B” disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Dr Gatot Widiantoro kepada RADAR Surabaya.
“Pada Kamis pagi korban menderita diare hebat kemudian oleh keluarga dan didampingi LSM yang selama ini mendampinginya dibawa ke RSUD Dr Sutomo. Namun ketika sampai di Sidoarjo nyawa korban tidak tertolong lagi, diare adalah bawaan orang yang terkena AIDS,” kata Gatot menjelaskan.
Ditambahkan Gatot, karena jelas menderita AIDS “B” tidak langsung dibawa pulang ke Kediri namun tetap dibawa ke RSUD Dr Sutomo untuk perawatan jenazah,” Orang dengan HIV/AIDS yang meninggal ada perawatan khusus, nanti setelah mendapat perawatan dan dipeti baru jenazah akan dipulangkan ke Kediri. Menurut keterangan keluarga jenazahnya akan dimakamkan Jumat pagi, sebab Kamis malam baru tiba di Kediri,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya daftar orang dengan dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Kediri kian hari bukan malah berkurang namun terus bertambah. Sebagai buktinya kembali ditemukan penderita Acquired Immune Dificiency Syndrome (AIDS) atas nama ” B” (inisial,red) warga Perum BTN Rejomulyo Kota Kediri, Minggu (22/4)
Keterangan yang diperoleh RADAR Surabaya, B menderita AIDS sudah lumayan parah dan cukup lama . Seperti ciri-ciri penderita AIDS tubuh B sudah habis tinggal kulit dan tulang, bahkan kedua kakinya juga sulit digerakkan akibat sistem kekebalannya menurun akibat diserang virus HIV. (aro)